UINSI Samarinda Jalin MoU dengan UNISMA, Prof. Maskuri: Berani Berbeda itu Baik

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Kuliah Umum Kurikulum Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi dengan tema “Strategi Membangun Kerja Sama Internasional” dan Penandatanganan MoU antara Universitas Islam Malang (UNISMA) dengan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, di Aula Lt. 3 Kampus 2 Rektorat UINSI Samarinda. Jum’at (4/2/2022).

Prof. Ilyasin dalam sambutannya menyampaikan spirit UINSI Samarinda dalam menjadi Kampus Unggul seperti UNISMA.

“Di sela-sela kesibukan kita dengan tupoksi masing-masing, in syaa Allah hari ini kita akan mendapatkan pencerahan tentang pengembangan Kampus dan Kampus Merdeka. Selain itu, untuk menjadi seseorang yang profesional, kita biasa memaknainya dari to be dan to have, tapi dalam istilah mengembangkan Kampus kita bisa memaknai dengan mission dan vision,” ujarnya.

“Perlu kita pahami bahwa untuk membangun sesuatu butuh perjuangan yang besar, banyak bertahan, banyak silaturahmi, dan kalau tidak bisa berbuat sendiri maka harus pinjam tangan orang lain,” imbuhnya.

Kuliah Umum pagi itu, menghadirkan Rektor UNISMA, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si.

“Saat ini, untuk membangun bukan hanya dengan kompetisi tapi dengan kolaborasi. Orang dikatakan berhasil menjabat bukan dari lamanya tapi dari apa dan seberapa besar perubahan yang telah dilakukan,” ujarnya.

“Agar UIN bisa bertahan, FRI (Forum Rektor Indonesia) dibawa kesini dan bangun kolaborasi yang apik. Setelah itu naik ke tingkat selanjutnya, 3 tingkatan yaitu bertahan, berkembang, dan bersaing,” imbuhnya.

“Selain itu, buatlah nama mata kuliah yang berbeda, yang lebih wow, jangan yang biasa-biasa saja, cari yang berbeda untuk Perguruan Tinggi kita agar mahasiswa lebih tertarik. Setiap ada anak berprestasi juga saya berikan beasiswa. Perlu kita pahami nilai beasiswa yang kita keluarkan itu bukan hanya untuk dia, tapi juga untuk perkembangan Kampus melalui prestasi-prestasinya,” pungkas Rektor UNISMA.

“Skripsi saya bebaskan, jika tulisan si mahasiswa masuk Sinta 3 karena belum tentu yang sudah selesai skripsi itu skripsinya bisa masuk Sinta, prosesnya juga panjang. Tesis juga begitu, lulus jika masuk Sinta 1. Disertasi lulus, kalau lulus Scopus Q2. Harus berani kita memberikan perubahan, harus berani berbeda untuk perbaikan dan peningkatan,” ungkapnya.

Terakhir, Prof. Maskuri memberikan tiga hal penting agar Perguruan Tinggi bisa maju.

“3 hal penting ini tidak boleh diabaikan. Pertama, kerja tidak boleh mengeluh, karena kita adalah pelayan masyarakat dan harus melayani mereka dengan sepenuh hati. Kedua, tidak boleh mengatakan ini bukan urusan saya, dan ketiga tidak boleh mengatakan tidak ada duit. Intinya, adalah membangun sense of belonging di semua unsur agar tercipta budaya kerja yang bukan hanya sekedar kerja tuntas saja, tetapi juga cerdas dan ikhlas,” tutupnya. (humas/rh/ns/id).

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»